Pada Pergelaran Pasar Budaya Racah Mampulang yang biasanya diselenggarakan di Desa Balida, Kecamatan Paringin, Kabupaten Balangan, Sabtu (25/11/2023), 16 mahasiswa dan 3 dosen dari Universitas Newcastle Australia menjadi sorotan utama.
CSR Project Section Head PT Adaro Indonesia, Firmansyah, menyampaikan bahwa kehadiran mereka bukan hanya sebagai tamu, tetapi juga sebagai duta budaya untuk memperkenalkan keanekaragaman lokal.
"Ini merupakan kali kedua kerjasama antara Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Newcastle Australia, kami mengajak mereka untuk mengenalkan dan mempromosikan budaya lokal kita, dengan harapan dapat menjadi suatu daya tarik global. Ini langkah yang signifikan untuk menghadirkan keragaman budaya di tingkat internasional," ungkap Firmansyah.
Lebih lanjut, ia berharap kehadiran mahasiswa dan dosen dari Australia ini tidak hanya menjadi sarana promosi, tetapi juga sebagai kampanye untuk melestarikan dan memperkenalkan kekayaan budaya lokal di tingkat nasional maupun internasional.
"Kerjasama ini bukan hanya sebatas event, tetapi juga langkah nyata untuk menjembatani pemahaman antarbudaya," tambahnya.
Sementara itu, salah satu yang merasakan dampak positif dari kunjungan ini adalah Kepala Desa Balida, Saridin, yang juga merupakan kepala pengelola Pasar Budaya Racah Mampulang.
"Kami panitia dari Rancah Mampulang desa Balida sangat bersyukur dan berterima kasih karena tamu dari PT Adaro diarahkan ke desa Balida. Akhirnya, wisata kami dikenal sampai ke mancanegara, khususnya oleh mahasiswa Australia," ujar Saridin.
Pasar Budaya Racah Mampulang telah menjadi bagian resmi dari kalender Kabupaten, dan Saridin bersama pemerintah daerah serta pemerintah Desa terus mengembangkan potensi pariwisata ini.
"Persiapannya tidak terlalu berlebihan karena pasar budaya ini rutin diadakan. Kami tetap menjaga spontanitas dan kekhasan pasar yang kental dengan budaya lokal,"ucapnya.
Menariknya, mahasiswa Australia tidak hanya menjadi penonton, melainkan juga turut serta dalam beberapa penampilan budaya, seperti wayang gong, kuda gipang, Kuntau, dan musik panting.
"Kami berusaha tidak hanya memperkenalkan, tetapi juga mengedukasi mereka tentang gerakan kesenian budaya lokal, seperti gerakan kuda gipang yang diikutsertakan dalam penampilan beladiri Kuntau. Respons mereka sangat antusias," ungkap Saridin.
Dalam pandangan pengembangan, Kepala Desa Balida berharap kunjungan ini dapat membawa dampak positif yang lebih besar, termasuk meningkatkan pengenalan internasional terhadap Rancah Mampulang.
"Alhamdulillah, mereka sangat antusias berbelanja di Rancah Mampulang, dan kami berharap ke depannya pasar budaya ini semakin dikenal hingga ke mancanegara,"harapnya.
Pergelaran Pasar Budaya Racah Mampulang kini bukan hanya menjadi ajang promosi, tetapi juga menjadi peristiwa bersejarah yang merangkul lintas budaya, membuka pintu peluang ekonomi dan pendidikan, serta memperkuat hubungan antar bangsa. (Didi Juaidinoor)