BATULICIN – Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Tanah Bumbu, Kadri Mandar, menegaskan bahwa data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menempatkan Kabupaten Tanah Bumbu sebagai daerah dengan angka pengangguran tertinggi kedua di Kalimantan Selatan setelah Banjarmasin tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
Berdasarkan pendataan langsung yang dilakukan pihaknya di 12 kecamatan di Tanah Bumbu, jumlah pengangguran hanya mencapai 2.414 orang. Data tersebut dihimpun secara detail dari tingkat RT di desa-desa di seluruh wilayah kabupaten.
“Data kami akurat, dimulai dari kecamatan turun ke desa, lalu ke RT. Hasil pendataan ini menunjukkan jumlah pengangguran di Tanah Bumbu tercatat sekitar 2.414 orang,” ungkap Kadri Mandar yang didampingi Sekretaris Disnakertrans, Kamis (16/1/2025), di kantornya.
Kadri menambahkan bahwa angka tersebut juga sejalan dengan jumlah pencari kerja yang tercatat di Disnakertrans pada tahun 2024. Bahkan, sebagian besar dari pencari kerja tersebut telah direkrut oleh perusahaan.
“Banyak dari mereka yang sebelumnya terdaftar sebagai pencari kerja kini sudah mendapatkan pekerjaan. Jadi, data BPS yang menyebut Tanah Bumbu memiliki angka pengangguran tertinggi kedua sangat bertentangan dengan fakta yang kami miliki,” tegasnya.
Kadri menguraikan data pengangguran dari setiap kecamatan yang menunjukkan tren penurunan. Pada tahun 2023, total angka pengangguran di Tanah Bumbu mencapai 2.119 orang. Namun, pada tahun 2024, jumlah ini menurun drastis menjadi 1.147 orang.
Ia mencontohkan beberapa kecamatan, seperti:
Kecamatan Kusan Tengah: Angka pengangguran turun dari 124 orang (2023) menjadi 60 orang (2024).
Kecamatan Kusan Hulu: Tercatat 196 orang (2023) dan naik sedikit menjadi 214 orang (2024).
Kecamatan Sungai Loban: Angka pengangguran naik dari 86 orang (2023) menjadi 119 orang (2024).
Namun, beberapa kecamatan lain seperti Kecamatan Mentewe dan Kecamatan Satui masih dalam proses pendataan untuk angka pengangguran tahun 2024.
“Peningkatan di beberapa desa, seperti Desa Angsana yang naik dari 72 orang menjadi 155 orang, disebabkan oleh lulusan baru yang mulai mencari pekerjaan. Namun, tren secara keseluruhan menunjukkan angka pengangguran turun signifikan,” jelas Kadri.
Kadri menekankan bahwa Disnakertrans terus berupaya menekan angka pengangguran dengan memperkuat sinergi bersama perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Tanah Bumbu.
“Sebagian besar perusahaan telah merekrut tenaga kerja lokal dari pencari kerja yang terdaftar di Disnakertrans. Upaya ini akan terus kami dorong agar tingkat pengangguran dapat ditekan lebih jauh,” katanya.
Ia juga berharap masyarakat tidak hanya mengandalkan data umum seperti yang dirilis BPS, tetapi memahami fakta yang sebenarnya di lapangan.
“Data ini adalah hasil kerja keras kami, yang dilakukan secara detail dan terperinci. Kami yakin, dengan upaya bersama, pengangguran di Tanah Bumbu dapat terus ditekan,” pungkasnya.
Pernyataan tegas dari Kadri Mandar diharapkan mampu memberikan perspektif yang lebih jelas kepada masyarakat mengenai kondisi tenaga kerja di Tanah Bumbu. Dengan akurasi dan upaya konkret yang dilakukan Disnakertrans, tren pengangguran di kabupaten ini menunjukkan penurunan signifikan, sekaligus membuktikan bahwa data lapangan sering kali memberikan gambaran yang lebih mendekati realitas. (Gunawan)